Menurut berbagai tulisan kuno mengenai Jawa, asal-usul pulau Jawa baru diketahui agak jelas dari cerita mengenai kedatangan Aji Saka.
Tamoranews.com - Jawa merupakan salah satu pulau yang dihuni oleh sebagian besar jumlah penduduk Indonesia. Oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk lebih didominasi di pulau ini. Tetapi pernahkah terpikir dari mana asalnya penduduk yang mendiami pulau Jawa pertama kali?
Menurut berbagai tulisan kuno mengenai Jawa, asal-usul pulau Jawa baru diketahui agak jelas dari cerita mengenai kedatangan Aji Saka. Dikutip dari laman Joglosemar.co.id, Aji Saka ini disebut-sebut berasal dari Bumi Majeti, sebuah negeri antah-berantah. Namun, ada yang menafsirkan Bumi Majeti sebagai Jambudwipa (India).
Informasi mengenai gelombang perpindahan penduduk ke pulau Jawa diperoleh dari Babad Tanah Jawi yang kisahnya dimulai dengan pendirian Kerajaan Mendang.
Kerajaan ini berdiri setelah Pulau Jawa dihuni oleh manusia selama lima abad lamanya. Namun sejarah mengenai lima abad tersebut tidak banyak diketahui, hanya terdiri dari potongan-potongan cerita kuno yang tidak bersambungan.
Dalam babad kuno ditemukan sejarah samar, Arjuna seorang raja dari Astina yang merupakan sebuah kerajaan di Kling, Koromandel membawa penduduk pertama ke Pulau Jawa. Waktu itu pulau ini masih belum berpenghuni. Mereka kemudian mendirikan sebuah koloni di pulau Jawa tepatnya di Banten.
Namun perpindahan penduduk pertama ke Pulau Jawa itu diceritakan sangat menderita sebab mereka diganggu oleh binatang buas. Akibatnya, sebagian besar dari mereka terpaksa pulang ke negaranya. Setelah itu, 350 tahun sebelum masehi, mereka mengirim perpindahan penduduk yang kedua kali.
Kali ini perpindahan dipimpin oleh Aji Keler yang membawa 20 ribu pria dan 20 ribu wanita asal Koromandel. Aji Keler menemukan Nusa Kendang yang datarannya ditutupi hutan lebat dan dihuni oleh binatang buas. Sedangkan tanah datarnya ditumbuhi oleh tanaman Jawi. Karena sangat banyak, akhirnya pulau tersebut dinamakan dengan Jawa.
Tetapi lagi-lagi, dari 40 ribu pasang, gelombang penduduk kedua hanya tersisa 40 pasang saja. Banyak di antara mereka telah melarikan diri dan menjadi mangsa binatang buas.
Setelah itu, muncullah gelombang ketiga yang sama banyaknya, namun kali ini mereka dibekali dengan peralatan membajak sawah serta bekal untuk hidup selama enam bulan.
Untuk mencegah banyak orang melarikan diri, mereka akhirnya dipisahkan ke beberapa daerah di Pulau Jawa dan memiliki pemimpin sendiri. Dan mereka pun berhasil bertahan hidup di pulau jawa, semua berjalan hingga muncul gelombang-gelombang berikutnya yang datang ke Jawa dan membuat koloni di sepanjang pantai pulau Jawa.
Kerajaan di Jawa
Pada 900 tahun sesudah masehi muncul keturuan Hindu Wasiya mendirikan sebuah kerajaan Mendang, yang rajanya cukup terkenal hingga saat ini, yaitu Raja Jayabaya. Raja Jayabaya tidak hanya merupakan seorang raja tetapi seorang ilmuan.
Ramalan-ramalannya dikenal berlaku hingga tahun Jawa 2074 dan hampir semua ramalannya menjadi kenyataan, sehingga ia dipuja oleh orang Jawa. Banyak anggapan bahwa Jayabaya dan Aji Saka adalah orang yang sama padahal bukan.
Menurut sejarah, Aji saka muncul tahun 125 sesudah Masehi datang ke pulau Jawa dan menjadi Raja dari Kerajaan Mendang. Dari sinilah mulainya perhitungan Tahun Jawa dan Babad Jawa.
Dari babad-babad itu diketahui, kedatangan Aji Saka pada 125 tahun sesudah Masehi, penduduk bertambah lebih cepat oleh perpindahan kaum Buddha. Para pendatang tersebut kemudian menetap di pantai selatan Pulau jawa yang bernama Barung dan Tembini.
Selanjutnya pada abad kelima sampai tujuh, penduduk India pun ikut pindah ke Pulau Jawa karena kabur dari pengejaran terhadap pemeluk agama Brahmana dan Buddha.
Dari sinilah kerajaan Hindu tertua di Jawa terbentuk, yakni Tarumanegara dengan raja pertama mereka, Raja Purnawarman. Sejarah pulau Jawa selanjutnya bisa ditemukan di babad-babad yang menceritakan lahirnya kerajaan di Jawa. Sejarah lahirnya kerajaan ini pernuh dengan mitos yang sulit dipercaya.
Meski begitu, ada juga tulisan-tulisan atau inskripsi sebagai bukti walau masih samar-samar. Seperti sekarang, sejarah dari pulau jawa hanya bisa dimulai dengan kedatangan Aji Saka hingga penyerangan Kerajaan Jakarta dan pendirian Kota Batavia oleh orang Belanda pada tahun 1619.
(Sumber: Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Pengarang: Capt. RP Suyono, Tahun: 2015)
Tamoranews.com - Jawa merupakan salah satu pulau yang dihuni oleh sebagian besar jumlah penduduk Indonesia. Oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk lebih didominasi di pulau ini. Tetapi pernahkah terpikir dari mana asalnya penduduk yang mendiami pulau Jawa pertama kali?
Menurut berbagai tulisan kuno mengenai Jawa, asal-usul pulau Jawa baru diketahui agak jelas dari cerita mengenai kedatangan Aji Saka. Dikutip dari laman Joglosemar.co.id, Aji Saka ini disebut-sebut berasal dari Bumi Majeti, sebuah negeri antah-berantah. Namun, ada yang menafsirkan Bumi Majeti sebagai Jambudwipa (India).
Informasi mengenai gelombang perpindahan penduduk ke pulau Jawa diperoleh dari Babad Tanah Jawi yang kisahnya dimulai dengan pendirian Kerajaan Mendang.
Kerajaan ini berdiri setelah Pulau Jawa dihuni oleh manusia selama lima abad lamanya. Namun sejarah mengenai lima abad tersebut tidak banyak diketahui, hanya terdiri dari potongan-potongan cerita kuno yang tidak bersambungan.
Dalam babad kuno ditemukan sejarah samar, Arjuna seorang raja dari Astina yang merupakan sebuah kerajaan di Kling, Koromandel membawa penduduk pertama ke Pulau Jawa. Waktu itu pulau ini masih belum berpenghuni. Mereka kemudian mendirikan sebuah koloni di pulau Jawa tepatnya di Banten.
Namun perpindahan penduduk pertama ke Pulau Jawa itu diceritakan sangat menderita sebab mereka diganggu oleh binatang buas. Akibatnya, sebagian besar dari mereka terpaksa pulang ke negaranya. Setelah itu, 350 tahun sebelum masehi, mereka mengirim perpindahan penduduk yang kedua kali.
Kali ini perpindahan dipimpin oleh Aji Keler yang membawa 20 ribu pria dan 20 ribu wanita asal Koromandel. Aji Keler menemukan Nusa Kendang yang datarannya ditutupi hutan lebat dan dihuni oleh binatang buas. Sedangkan tanah datarnya ditumbuhi oleh tanaman Jawi. Karena sangat banyak, akhirnya pulau tersebut dinamakan dengan Jawa.
Tetapi lagi-lagi, dari 40 ribu pasang, gelombang penduduk kedua hanya tersisa 40 pasang saja. Banyak di antara mereka telah melarikan diri dan menjadi mangsa binatang buas.
Setelah itu, muncullah gelombang ketiga yang sama banyaknya, namun kali ini mereka dibekali dengan peralatan membajak sawah serta bekal untuk hidup selama enam bulan.
Untuk mencegah banyak orang melarikan diri, mereka akhirnya dipisahkan ke beberapa daerah di Pulau Jawa dan memiliki pemimpin sendiri. Dan mereka pun berhasil bertahan hidup di pulau jawa, semua berjalan hingga muncul gelombang-gelombang berikutnya yang datang ke Jawa dan membuat koloni di sepanjang pantai pulau Jawa.
Kerajaan di Jawa
Pada 900 tahun sesudah masehi muncul keturuan Hindu Wasiya mendirikan sebuah kerajaan Mendang, yang rajanya cukup terkenal hingga saat ini, yaitu Raja Jayabaya. Raja Jayabaya tidak hanya merupakan seorang raja tetapi seorang ilmuan.
Ramalan-ramalannya dikenal berlaku hingga tahun Jawa 2074 dan hampir semua ramalannya menjadi kenyataan, sehingga ia dipuja oleh orang Jawa. Banyak anggapan bahwa Jayabaya dan Aji Saka adalah orang yang sama padahal bukan.
Menurut sejarah, Aji saka muncul tahun 125 sesudah Masehi datang ke pulau Jawa dan menjadi Raja dari Kerajaan Mendang. Dari sinilah mulainya perhitungan Tahun Jawa dan Babad Jawa.
Dari babad-babad itu diketahui, kedatangan Aji Saka pada 125 tahun sesudah Masehi, penduduk bertambah lebih cepat oleh perpindahan kaum Buddha. Para pendatang tersebut kemudian menetap di pantai selatan Pulau jawa yang bernama Barung dan Tembini.
Selanjutnya pada abad kelima sampai tujuh, penduduk India pun ikut pindah ke Pulau Jawa karena kabur dari pengejaran terhadap pemeluk agama Brahmana dan Buddha.
Dari sinilah kerajaan Hindu tertua di Jawa terbentuk, yakni Tarumanegara dengan raja pertama mereka, Raja Purnawarman. Sejarah pulau Jawa selanjutnya bisa ditemukan di babad-babad yang menceritakan lahirnya kerajaan di Jawa. Sejarah lahirnya kerajaan ini pernuh dengan mitos yang sulit dipercaya.
Meski begitu, ada juga tulisan-tulisan atau inskripsi sebagai bukti walau masih samar-samar. Seperti sekarang, sejarah dari pulau jawa hanya bisa dimulai dengan kedatangan Aji Saka hingga penyerangan Kerajaan Jakarta dan pendirian Kota Batavia oleh orang Belanda pada tahun 1619.
(Sumber: Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis. Pengarang: Capt. RP Suyono, Tahun: 2015)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon