-->

Senin, 06 Maret 2017

Asal-usul Ancol Hingga Mitos si Manis Jembatan Ancol

author photo
Di Ancol ada legenda gadis cantik bernama Siti Ariah yang lebih tenar dengan sebutan Si Manis Jembatan Ancol.


Tamoranews.com - Sebelah timur Kota Tua Jakarta sampai batas kompleks pelabuhan Tanjung Priok ada tempat yang namanya Ancol. Kini kawasan tersebut dijadikan sebuah kelurahan dengan nama yang sama. Secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Pademangan, Kotamadya Jakarta Utara.

Dikutip dari laman perpusnas.go.id, Ancol mengandung arti tanah rendah berpaya atau berawa. Dulu bila laut sedang pasang air payau, Kali Ancol berbalik ke darat menggenangi tanah di sekitarnya sehingga terasa asin.

Orang Belanda zaman dahulu menyebut kawasan tersebut sebagai Zoutelande atau tanah asin. Sebutan Zoutelande itu juga diberikan untuk sebuah kanal yang dibangun di daerah itu pada 1656.

Sebelum dibangun kanal untuk menghubungkan Kota Batavia, pemerintah VOC membuat Terusan Ancol yang sampai yang sampai sekarang masih bisa digunakan berlayar oleh perahu.

Karena dianggap sebagai lokasi strategis untuk pertahanan Kota Batavia, Kemudian dibangun pula jalan sejajar dengan terusan.

Letak strategis kawasan Ancol rupanya sudah dimanfaatkan jauh sebelum kedatangan VOC, yaitu pada masa agama Islam mulai tersebar di daerah pesisir Kerajaan Sunda.

Dalam Kropak 406 Carita Parahyangan, kawasan Ancol disebut-sebut sebagai salah satu lokasi medan perang-- di samping Kalapa, Tanjung, Wahanten (Banten) dan tempat-tempat lainnya--pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa sekitar 1521-1535.

Mitos


Menurut catatan Ridwan Saidi, seorang tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang legenda Siti Ariah dari saksi-saksi hidup pada 1955-1960. Gadis yang konon cantik itu memiliki nama lain, Maryam atau Si Manis Jembatan Ancol.

Masyarakat Jakarta bahkan masyarakat Indonesia pada umumnya banyak yang sudah hafal dengan kisah tersebut karena pernah dibuat dalam bentuk film pada 1993.

Kisah Si Manis Jembatan Ancol tersebut, berawal pada abad 19. Saat itu Jakarta masih menggunakan nama Batavia dan Indonesia masih dijajah Belanda.

Hiduplah seorang ibu bersama anaknya yang bernama Siti Ariah. Saat itu anak tersebut berusia 16 tahun. Siti Ariah dan ibunya tinggal di sebuah paviliun milik seorang juragan kaya raya.

Sang Juragan rupanya ingin menikahi Siti Ariah, namun niatnya itu ditolak Siti Ariah. Anak gadis itu menduga, Sang Juragan hanya ingin menjadikannya selir saja.

Bukan hanya itu, Siti Ariah ternyata memiliki alasan lain yaitu tidak mau melangkahi sang kakak yang belum menikah. Ariah pun memutuskan kabur dari paviliun itu.

Dalam pelariannya, Ariah bertemu seorang kaya raya di Batavia yang memiliki vila di kawasan Bintang Mas (Ancol) bernama Oey Tambahsia.

Kecantikan yang dimiliki Ariah menarik minat Oey yang langsung bergerak cepat memerintahkan dua orang centengnya yaitu Pi'un dan Surya untuk memburu dan menangkap Ariah untuk dijadikan istri muda.

Pi'un dan Surya pun berusaha keras menangkap Ariah. Namun, Ariah berlari dan berusaha memberikan perlawanan hebat.

Akhirnya Ariah pun tewas karena kehabisan tenaga melawan kedua centeng tersebut. Lokasinya tepat di bendungan dempet dekat Danau Sunter yang saat itu terkenal sangat angker.

Dalam legenda itu disebut, mayat Ariah dibuang begitu saja di area persawahan sekitar 400 meter dari jembatan Ancol. Peristiwa itu terjadi pada 1817 Dari kisah itulah legenda Si Manis Jembatan Ancol bermula.

Si Manis Jembatan Ancol

Ada cerita mistis yang dialami warga di sana. Kisah Si manis Jembatan Ancol tersebut, ternyata pernah dialami seorang tukang ojek bernama Yoto (43) pada 1994. Waktu itu Yoto mendapatkan pelanggan yang sangat cantik saat mangkal di Jembatan Ancol pukul 05.00 subuh, Gadis tersebut ingin diantarkan ke Ancol.

"Biasa naik ojek kan ngobrol, tapi diajak ngobrol kok diem aje. Saya tanya mau ke mana mbak? Dia jawab mau ke Ancol. Tapi pas sampe Ancol dia diam aja, ditengok tiba-tiba enggak ada saya kaget dan langsung merinding dan kabur ngebut," ujar Yoto.

Pria yang tinggal di daerah Sunter Bahari RT 23 RW 01 Kelurahan Sunter Agung tersebut menuturkan, pada saat itu jembatan Ancol hanya ada satu dan belum ada Tol Kemayoran dan lalu lintas sangat lengang.

Yoto mengaku ingat betul pelanggan yang dibawanya itu, dia yakin sosok itu adalah Si Manis Jembatan Ancol.

"Ciri-ciri orangnya cakep, rambut sebahu, kulitnya sawo matang. Pakai baju kayak gaun begitu, berbunga-bunga warna pelangi begitu. Saya ngobrol ama teman-teman setelah kejadian mereka bilang itu udah biasa dan katanya itu Si manis jembatan Ancol," ujarnya.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post