Tamoranews.com - Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz beserta rombongan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 menjadi kesempatan emas bagi pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk menguatkan dan memperbaiki hubungan kedua negara di berbagai bidang, salah satunya bidang ekonomi. Selama ini, investasi Arab Saudi masih terbilang sangat kecil di Tanah Air.
Investasi Arab Saudi di Indonesia hanya USD 900 ribu di 2016. Sedangkan Saudi sendiri menanamkan modal mereka USD 900 juta di Amerika Serikat. Padahal, Indonesia adalah negara muslim yang seharusnya bisa menarik investasi dari negara sesama muslim.
Merujuk data BKPM, Arab Saudi berada di posisi 57 dalam daftar negara investor di Indonesia. Posisi itu jauh dibandingkan realisasi investasi dari negara Timur Tengah lainnya seperti Kuwait yang mencapai USD 3,6 juta.
Sementara investasi asal Singapura, Jepang dan China di Indonesia masing-masing mencapai USD 9 miliar, USD 5,5 miliar dan USD 2,75 miliar.
"Kenapa kita enggak pernah mengajak kerja sama bidang investasi. Selama ini cuma proposal bantuan pendidikan, agama. Padahal potensi ekonomi kita besar. kita itu banyak kekayaan alam belum bisa diolah karena kekurangan modal," kata Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati saat dilansir dari merdeka.com.
Namun demikian, kedatangan Raja Salman membawa berkah untuk Indonesia. Beberapa pengusaha Arab Saudi kepincut dengan alam Indonesia. Berikut rinciannya:
1. Kembangkan pariwistasa Pulau Mandeh di Sumbar
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, Arab Saudi tertarik dengan pariwisata di Sumatera Barat sebagai destinasi wisata di Tanah Air.
"Tadi diinstruksi oleh Pak Wapres untuk membuat proposal untuk Sumbar. Karena memang mereka sangat tertarik untuk masuk di pariwisata Sumbar," kata Arief seperti ditulis Antara.
Arief menjelaskan, Sumbar memiliki destinasi unggulan yaitu Pulau Mandeh yang disebut juga Raja Ampatnya Sumatera.
Meski Sumatera Barat bukan salah satu destinasi wisata utama yang akan dikembangkan namun memiliki potensi wisata yang besar. Salah satunya adalah Mandeh.
Mandeh berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata bahari dan wisata air. Berbagai kegiatan wisata air seperti snorkling, scuba diving, kemping, ski air, banana boat, memancing dan lainnya cocok dilakukan di daerah tersebut.
Selain itu, kawasan Mandeh juga memiliki keindahan terumbu karang serta hutan mangrove seluas 400 hektar.
Pemerintah memprioritaskan pengembangan tiga destinasi wisata baru untuk mencapai target 20 juta wisatawan sampai 2019. Destinasi utama tersebut yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
2. Maskapai penerbangan RI tambah penerbangan ke Jeddah
Maskapai penerbangan Indonesia akan menambah penerbangan dari Jakarta ke Jeddah dan madinah dalam dua bulan ke depan.
"Ini merupakan upaya yang intensif kerja sama antara aviasi dari Indonesia dan Arab Saudi," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seperti ditulis Antara.
Budi mengatakan, selama ini penerbangan dari Tanah Air ke Arab Saudi hanya 29 slot, namun menurut dia ke depan akan dibebaskan atau tidak terbatas (unlimited). "Paling tidak bisa 40 flight satu minggu," ujar Budi Karya.
Sebaliknya juga disepakati bahwa lima kota di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar dan Medan akan tidak dibatasi untuk dikunjungi.
"Berikutnya adalah kita menambah tiga kota untuk dikunjungi selama tujuh kali satu hari yaitu Solo, Balikpapan dan Palembang. kita akan mendapat satu kota tambahan disana. Konsen saya adalah bagaimana mendapatkan unlimited yang di Jeddah dan Madinah," ujar Budi Karya.
Menurut dia, hal itu penting karena dibutuhkan banyak penerbangan untuk haji dan umroh sebab minat Muslim Indonesia untuk berwisata rohani maupun menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu naik haji sangat tinggi.
Sebelumnya dalam kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia menghasilkan 11 kesepakatan yang ditandatangani.
3. Dongkrak wisata Arab Saudi di RI
Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia bisa mendongkrak jumlah wisatawan asal negara tersebut hingga 50 persen.
"Kami harapkan dengan kedatangan Raja Salman akan naik 50 persen dari 240.000 pada 2016 menjadi 360.000 pada 2017," kata Arief seperti dikutip Antara.
Dia menilai, kedatangan Raja Salman bersama rombongannya ke Jakarta dan Bali akan dapat mengiklankan pariwisata Indonesia, terutama untuk pasar Timur Tengah.
"Raja Salman itu salah satu endorser yang terhebat untuk pasar Timteng. Beliau tokoh dan ditokohkan. Sudah seperti itu gratis lagi, kalau untuk orang marketing itu sangat mahal dan itu betul-betul kita promosikan," imbuhnya.
Selama ini, lanjutnya, untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Timur Tengah, Kementerian Pariwisata memasang iklan di Aljazira.
"Dengan kedatangan Raja Salman, 50 persen anggaran promosi di Aljazira kami tarik untuk mengondisikan kedatangan beliau. Seminggu sebelumnya kami sudah promosi besar-besaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini benar-benar harus kita manfaatkan," pungkas Arief.
4. Pengusaha Arab kepincut kerajinan kayu RI
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani mengatakan, para pengusaha Arab Saudi tertarik kerajinan kayu buatan Indonesia yang dinilai berpotensi meningkatkan perdagangan kedua negara.
"Mereka tertarik untuk produk-produk kerajinan tangan terutama kayu. Mereka sampaikan maunya yang berhubungan dengan kayu atau pohon, pokoknya suka," katanya di Jakarta, Kamis (2/3).
Dia menjelaskan, tren perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi tercatat menurun, yakni sekitar USD 5 miliar pada 2016 dibandingkan 2015 yang mencapai USD 8 miliar.
Oleh sebab itu, Kadin pun mencari terobosan untuk meningkatkan kerja sama agar sektor perdagangan kedua negara tidak hanya bertumpu pada produk perminyakan.
Kadin juga memanfaatkan kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dengan menghelat forum bisnis bertajuk 'Indonesia-Saudi Arabia Business Forum' yang mempertemukan pengusaha Indonesia dan Arab Saudi.
Menurut Rosan, tidak dipungkiri bahwa selama ini investasi Arab Saudi di Asia Tenggara justru lebih banyak dilakukan di Malaysia, namun mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat terbesar dunia, para investor pun kini mulai menaruh perhatian.
Selain itu, kedatangan Raja Salman juga menjadi faktor para pengusaha Arab Saudi berminat untuk melakukan investasi.
"Salah satunya dengan kedatangan Raja Salman ini, mereka (para pengusaha) punya perhatian ke Indonesia dan lebih terbuka. Memang agak berbeda, investasi yang dilakukan kerajaan dengan yang dilakukan komunitas pebisnis berbeda. Masing-masing berinvestasi," ungkap Rosan.
Dia menambahkan, sektor lain yang dilirik oleh para pengusaha Arab Saudi adalah pariwisata, perusahaan rintisan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon