Tamoranews.com - Pengisi suara atau dubber film kartun atau asing merupakan bagian terpenting sebuah film. Karena seorang dubber memudahkan penonton mengikuti alur cerita dengan bahasa Indonesia.
Namun menjadi seorang dubber bukan lah hal yang mudah. Selain bakat, dubber mesti punya suara khas agar sesuai dengan karakter film yang bakal diisi. Istilahnya dubber harus memiliki seribu suara. Sebab, dubber biasanya mengisi lebih dari satu karakter dalam satu film dengan suara berbeda.
Sedari dulu, di Indonesia sendiri banyak film lokal dan asing menggunakan dubber. Bahkan masih ada dubber yang bertahan hingga kini. Seperti pengisi suara film kartun Doraemon, Nurhasanah.
Dengan suara khasnya, Nurhasanah atau biasa dipanggil Nur masih setia menjadi dubber Doraemon. Dia mengisi suara Doraemon sejak tahun 1990.
Jauh sebelum karakter Doraemon, wanita 58 tahun itu sudah lebih dulu menjajal dunia dubber. Pertama kali menjadi dubber dia mengisi suara di sandiwara radio.
Baru setelah itu, dia diberi kesempatan mengisi film telenovela dan India dan masih banyak film lainnya. Tak terhitung berapa banyak film yang pernah dia isi suara. Tapi yang masih bertahan hingga kini adalah Doraemon.
Awalnya, dia tak menyangka bakal menjadi pengisi suara Doraemon. Karena sebelum Nur, karakter Doraemon telah diisi oleh temannya. Akan tetapi, saat melihat temannya rekaman pengisi suara Doraemon sempat terbersit di benaknya bahwa menjadi dubber Doraemon enak lantaran bakal terkenal dan disenangi anak-anak.
Tak diduga, tiba-tiba seorang temannya yang kala itu dubber Sizuka menawarkan peran tersebut untuk diisi dengan suara Nur. Sebab dubber Doraemon sebelumnya sibuk yang terpaksa mesti diganti.
Nenek dua orang cucu itu kemudian tidak menyia-nyiakan kesempatan di depan mata. Dia menerima tawaran tersebut. Padahal dia sendiri belum pernah menonton film Doraemon. Karena mendapat tawaran itu, Nur menyempatkan diri menonton film Doraemon. Setelah menonton dia makin mantap bisa mengisi suara si pemilik kantong ajaib itu.
"Akhirnya di tes kan, dibikinin naskah dulu. Habis didengerin bos bilang 'baling-baling bambunya jangan begini. Jangan kaya manggil tukang sayur.' Ya udah deh coba lagi mungkin pakai musik. Abis itu ya udah bisa," cerita Nur, kepada merdeka.com, pekan lalu di Bekasi.
Setelah menjadi pengisi suara Doraemon, kegiatan Nur makin padat. Usai pulang kerja dia rekaman suara. satu kali rekaman biasanya untuk kebutuhan tiga episode. Meski tidak rekaman setiap hari tapi terkadang dirinya pulang hingga larut malam. Namun, karena menyukai bidang tersebut Nur pun menikmatinya. Apalagi, suami serta anak-anaknya pun mendukung penuh karir Nur. Jadwal rekaman mengisi suara tergantung naskah. Jika naskah ada maka rekaman dilakukan.
Suksesnya ibu tiga orang anak itu menjadi dubber Doraemon berdampak ke kehidupan sehari-hari. Nur yang kala itu bekerja di RRI di bagian produksi dipanggil dengan sebutan ibu Doraemon.
Bahkan, teman anak-anaknya saat kecil kerap memintanya bersuara Doraemon. Nur mengaku senang disukai banyak orang. Tak jarang setiap ketemu orang-orang diminta foto atau tanda tangan.
Atas perannya itu juga Nur kerap wara wiri di setiap stasiun TV untuk menjadi bintang tamu. Padahal awalnya, pihak rumah produksi Doraemon melarang pengisi suara untuk tampil ke hadapan publik. Mereka ingin di balik tokoh para kartun bersifat rahasia. Tapi sekarang itu sudah tidak berlaku lagi. Banyak masyarakat yang sudah mengetahui orang di balik tokoh film Doraemon.
Kata Nurhasanah, menjadi dubber gampang-gampang susah. Harus memiliki keinginan dan niat kuat. Dubber juga mesti bisa masuk ke dalam karakter pemain.
Penjiwaan serta konsentrasi merupakan peranan penting seorang dubber. Jika adegannya sedih atau nangis maka dubber pun harus berakting seperti itu.
Karena penjiwaan dan akting bagus mempengaruhi kepada suara. Oleh karena itu, kata Nur kalau ingin menjadi dubber harus banyak belajar penjiwaan dan akting layaknya pemain seni peran.
Menurutnya dari semua karakter suara yang pernah dia isi, mengisi suara antagonis di film telenovela yang susah. Sebab, suara peran antagonis mesti tinggi dengan emosi yang meluap-luap. Tapi Nur berujar tak ada trik khusus untuk mempertahankan suaranya.
"Enggak (ada makanan yang dihindari) si jangan kebangetan aja," ucapnya.
Nur mengaku, dubber merupakan profesi yang menjanjikan. terlebih lagi dubber yang sudah profesional dan punya jam terbang tinggi mengantongi honor besar.
Setiap tahunnya kontrak Nur selalu diperpanjang oleh pihak MMG, rumah produksi yang menaungi film Doraemon. Walau banyak tawaran, saat ini Nur hanya fokus mengisi Doraemon. Selama masih kuat dia pun masih ingin terus mengisi Doraemon.
Nur berpesan kepada orang yang ingin mencoba menjadi dubber lebih dulu harus punya keinginan yang besar. setelah itu belajar dengan cara sering datang ke studio-studio dubbing.
"Dari situ belajar intonasi, kan enggak datar saja kaya baca koran," kata Nur.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon