Tamoranews.com - Beberapa waktu lalu, pria dari Ghana bernama Uvuvwevwevwe Onyetenyevwe Ugwemuhwem Ossas menjadi bahan perbincangan internet, karena namanya yang panjang dan susah disebut. Lucunya, anaknya pun diberi nama yang tak kalah rumit.
Tetapi siapa bilang, nama sulit itu cuma ada di benua Afrika? Karena di Indonesia juga ada nama yang tak kalah sulitnya.
Adalah Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, penulis novel berbakat asal Bandar Lampung. Suka atau tidak itu adalah nama Ziggy sebenarnya.
Wanita yang akrab disapa Ziggy ini sudah menelurkan 27 karya. Salah satu karyanya yakni berjudul 'Semua Ikan di Langit'-yang memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2016 silam.
Saat itu Ziggy berhasil menyisihkan ratusan peserta yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi luar negeri. Saat ditanya mengenai namanya, wanita berumur 23 tahun ini enggan bercerita. "Saya enggak mau jawab soal itu," katanya.
Ziggy mengaku lelah dan bosan saat ditanya mengenai namanya yang super panjang dan rumit itu. Walaupun begitu, Ziggy masih mau menceritakan sedikit tentang sejarah namanya.
Menurut penulis 'Di Tanah Lada' ini, semua saudaranya memiliki nama depan yang sama yakni Ziggy. Hanya yang membedakan itu nama belakang mereka.
Ziggy berspekulasi bahwa pemberian namanya itu disebabkan kegemaran orang tuanya pada album David Bowie, 'The Rise and The Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars'.
Sama seperti anak ketiga dari empat bersaudara ini, semua saudaranya juga memiliki nama panjang dan unik. Meski begitu, Ziggy mengaku tak berminat untuk mengganti nama meski sempat kesusahan saat mengisi Lembar Jawab Komputer (LJK) semasa sekolah dulu.
Ziggy yang berprestasi
Wanita yang bercita-cita memiliki kafe ini sempat terpilih mengikuti pertukaran pelajar Genesis ke Jepang pada 2009 dan pertukaran pelajar ASEAN ke Malaysia pada 2010 lalu.
Seleksi itu terkenal sangat ketat. Hanya ada enam orang yang terpilih dari Indonesia. Bukan hanya menjadi penulis, Ziggy juga pintar melukis, menyanyi, dan memainkan alat musik. Hebatnya, semua ilustrasi novelnya dibuat sendiri olehnya.
Wanita yang kini menetap di Bandung, Jawa Barat ini juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Buktinya, hadiah yang diterima dari setiap perlombaan diberikan kepada orang-orang tak mampu.
Bahkan hadiah menulis cerpen berbahasa Inggris yang diterima Rp4 juta, diberikan kepada penjual donat di dekat rumah. "Cerpen ini inspirasinya dari penjual donat itu, saya sudah berjanji kalau menang hadiahnya untuk dia," katanya.
(Sumber: Kapanlagi.com, paratokohlampung.blogspot.co.id)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon