-->

Sabtu, 04 Maret 2017

Mengungkap Kerentanan Terbesar Data Center


Tamoranews.com - Tumbangnya sejumlah layanan e-commerce beberapa hari lalu memunculkan pertanyaan soal realibilitas layanan data center di Indonesia.

Biasanya penyedia layanan data center akan membeberkan berbagai kelebihan yang dimiliki, seperti kemampuan skalabilitas, sistem keamanan, hingga janji uptime mencapai 99,99%. Dan salah satu faktor yang turut mendukung kelebihan tersebut adalah sektor daya.

Bahkan dibanding berbagai kelebihan yang ditawarkan, pasokan daya menjadi hal yang sangat-sangat krusial. Banyak penyedia layanan data center yang menjadikan pasokan listrik sebagai salah satu daya tarik utamanya. Di sisi lain, pasokan listrik juga menjadi salah satu

Umumnya data center akan menyiapkan lebih dari satu sumber daya. Sambungan utama dipasok dari perusahaan penyedia jaringan listrik, yang kemudian akan di-backup oleh UPS. Sementara sambungan listrik lainnya biasa dari genset.

Di industri data center, konfigurasi pasokan daya biasa dikenal dengan istilan N+1, dan 2N+1. Untuk yang N+1 artinya data center tersebut hanya memiliki satu sumber daya utama yang dibackup UPS. Kemudian di baliknya juga ada genset. Konfigurasi ini juga biasa disebut sebagai Single path with redundant component.

Cara kerjanya, ketika sumber daya mati, perangkat UPS (Uninterruptible Power Supply) akan mem-backup sementara waktu sebelum diambil alih oleh genset. Perpindahan daya yang terjadi juga dipastikan seamless, sehingga tak ada pengaruhnya ke performa daya center.

Meski kelihatannya sudah meyakinkan, genset punya kelemahan di penggunaannya yang tak direkomendasikan untuk periode yang lama.
Konfigurasi selanjutnya adalah 2N+1 atau sering juga disebut Multiple active power path with redundant component. Konfigurasi ini bisa dibilang yang paling aman, pasalnya data center dengan pasokan daya 2N+1 berarti punya dua sumber daya utama, yang dua-duanya juga di-backup oleh UPS.

Ketika ada masalah dengan salah satu sambungan, sambungan lain akan langsung mengambil alih tanpa jeda. Jadi seakan tak ada masalah. Itu pun masih ada genset yang siap mengambil alih kalau-kalau kedua sambungan mati.

Konfigurasi 2N+1 menjanjikan uptime hingga 99,99%, dengan kerentanan yang hampir nol. Sementara konfigurasi N+1, uptime yang dijanjikan berada di angka 99,98%. Tapi kerentanan tidak terencana masih mungkin terjadi di konfigurasi ini

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post