Herawati berkesempatan mengikuti program fast track, yaitu program S1 dan S2 hanya dalam 5 tahun. Sungguh luar biasa.
Tamoranews.com - Herawati, remaja asal Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten menjadi lulusan terbaik di Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ayah Herawati, Sawiri yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak, sangat bangga meski pada awalnya sangat tidak mungkin membiayai kuliah anaknya. Namun, keterbatasan biaya tidak menghalangi ia untuk berprestasi.
"Meski terlihat sulit, tapi saya percaya selalu ada jalan, dan Alhamdulillah saya masuk seleksi tertulis di ITB pada 2014 serta mendapat Indeks Prestasi (IP) 4," kata Hera.
Dengan prestasi tersebut, gadis berkerudung itu mendapat penghargaan dari dekan FMIPA ITB dan berkesempatan untuk mendapat program fast track, yaitu program S1 dan S2 hanya dalam 5 tahun.
"Saat ini saya sedang menjalani program honours, program bagi mahasiswa dengan kemampuan akademik yang baik. Insya Allah akan lanjut ke program fast track. Belum tahu ada beasiswa atau tidak untuk S2 ini. Namun saya akan berusaha bisa mencapai program ini. Mohon doanya saja,” terang Hera. Demikian dikutip dari bantennews.co.id, Senin 13 Februari 2017
Gadis berusia 19 tahun ini mempunyai cita-cita sebagai dosen. Maka dari itu, ia terus belajar dengan giat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Mengingat salah satu syarat menjadi dosen yaitu harus bergelar S2.
"Kalau jadi dosen, saya ingin di Untirta (Banten). Saya mendapat beasiswa dari Pemerintah Kota Cilegon. Jadi ingin mengabdi di sana. Biar dekat juga sama orangtua," terang Hera.
Keberhasilan dalam belajar, Hera mengaku, terinspirasi dari kedua orangtuanya yang selama ini hidup dalam kesusahan. Dia ingin mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.
"Saya hanya ingin membahagiakan orangtua. Selain itu, saya juga ingin membangun daerah kelahiran saya,” ungkap Hera.
Tamoranews.com - Herawati, remaja asal Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten menjadi lulusan terbaik di Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ayah Herawati, Sawiri yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak, sangat bangga meski pada awalnya sangat tidak mungkin membiayai kuliah anaknya. Namun, keterbatasan biaya tidak menghalangi ia untuk berprestasi.
"Meski terlihat sulit, tapi saya percaya selalu ada jalan, dan Alhamdulillah saya masuk seleksi tertulis di ITB pada 2014 serta mendapat Indeks Prestasi (IP) 4," kata Hera.
Dengan prestasi tersebut, gadis berkerudung itu mendapat penghargaan dari dekan FMIPA ITB dan berkesempatan untuk mendapat program fast track, yaitu program S1 dan S2 hanya dalam 5 tahun.
"Saat ini saya sedang menjalani program honours, program bagi mahasiswa dengan kemampuan akademik yang baik. Insya Allah akan lanjut ke program fast track. Belum tahu ada beasiswa atau tidak untuk S2 ini. Namun saya akan berusaha bisa mencapai program ini. Mohon doanya saja,” terang Hera. Demikian dikutip dari bantennews.co.id, Senin 13 Februari 2017
Gadis berusia 19 tahun ini mempunyai cita-cita sebagai dosen. Maka dari itu, ia terus belajar dengan giat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Mengingat salah satu syarat menjadi dosen yaitu harus bergelar S2.
"Kalau jadi dosen, saya ingin di Untirta (Banten). Saya mendapat beasiswa dari Pemerintah Kota Cilegon. Jadi ingin mengabdi di sana. Biar dekat juga sama orangtua," terang Hera.
Keberhasilan dalam belajar, Hera mengaku, terinspirasi dari kedua orangtuanya yang selama ini hidup dalam kesusahan. Dia ingin mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.
"Saya hanya ingin membahagiakan orangtua. Selain itu, saya juga ingin membangun daerah kelahiran saya,” ungkap Hera.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon