-->

Senin, 13 Februari 2017

Kisah Hantu Pencabut Nyawa di Sumatera Utara

author photo

Tamoranews.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki sejumlah cerita mistis, salah satunya di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Suku Batak Toba konon masih percaya dengan keberadaan hantu yang dinilai paling menyeramkan.

Nama mahluk itu adalah begu (hantu) ganjang (panjang). Dalam masyarakat Tapanuli Utara, begu ganjang digambarkan dengan sosok bertubuh tinggi, berambut panjang, dan suka berdiam di pucuk pohon tinggi. Semakin dilihat, maka begu ganjang akan semakin tinggi dan konon orang yang melihatnya akan merasa seperti dicekik.

Konon begu memiliki banyak jenis. Ada begu antuk yang disebut bisa membunuh orang seketika, belakangan medis menyebutnya penyakit jantung. Lalu begu nurnur dan begu turtur yang membunuh korbannya dengan cara menggerogoti tubuh. Dalam dunia medis, kondisi itu disebut diabetes.

Laman Merdeka menginformasikan, ada juga masyarakat yang percaya bahwa begu ganjang merupakan ilmu santet. Begu ganjang disebut-sebut sebagai roh yang dipelihara dan dikendalikan untuk tujuan pemiliknya. Nah sang pemelihara harus memberikan tumbal.

Awalnya begu ganjang dipelihara untuk menjaga sawah dan harta dari pencuri. Namun belakangan, si empunya menggunakannya untuk membunuh orang lain. Pada bagian ini, begu ganjang lebih mirip santet.

Jika terjadi hal-hal yang dianggap aneh di satu desa, misal beruntunnya warga meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang pun kerap menjadi 'tersangka'. Isu kemudian beredar dan provokasi pun terjadi.

Fenomena Begu


Manusia yang memelihara begu, itu dalam bahasa Batak disebut sigumoang. Banyak warga setempat menjadi korban gara-gara dituduh sebagai sigumoang. Seperti dikisahkan R Situmeang, warga Lubuk Pakam, tentang peristiwa pembakaran satu keluarga hingga tewas pada 15 Mei 2010 silam.

Satu keluarga itu, kata Situmeang, merupakan warga Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, yaitu Gibson Simaremare, istrinya Riama br Rajaguguk (65) dan anaknya Lauren Simaremare (35).

"Ketiganya tewas dibakar hidup-hidup setelah dituding sebagai pemelihara begu ganjang," ujarnya.

Sementara itu, Tiur yang merupakan istri Lauren Simaremare, kritis setelah ditikam warga. Polisi kemudian menetapkan 55 warga setempat sebagai tersangka dalam aksi penganiayaan itu.

Kasus serupa sebenarnya masih banyak. Orang-orang yang dituduh sigumoang ini biasanya dianiaya, diusir dari kampung, kemudian rumahnya dirusak atau dibakar.

Berulang kali terjadi penghakiman kejam hanya didasarkan pada asumsi mayoritas warga. Masih banyak kejadian lain akibat isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar.

Meski aksi kekerasan masih sering terjadi karena isu mistis ini, namun keberadaan begu ganjang sendiri belum bisa dibuktikan. Bagaimana menurut Anda?

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post